Politisi Cengeng “Latah”

Politisi Cengeng “Latah”
Dr. Taufik A Rahim, Pengamat Politik dan Ekonomi Aceh.  
Penulis
|
Editor

Banda Aceh, News Analisa – Politisi yang mengeluarkan pernyataan atau statemen kemudian mencabut kembali serta meminta maaf setelah menyatakan akan mengundang kembali Bank Konvensional di Aceh dengan alasan menciptakan kerugian ekonomi, menciptakan kemiskinan dan seterusnya.

Hal ini disampaikan Pengamat Politik Aceh, Dr. Taufik A Rahim, menanggapi permintaan maaf Ketua Partai Nasdem Aceh, terkait pernyataan kontroversi mengenai Qanun LKS, kepada media, pada Jumat (4/11/2022)

Ternyata setelah mendapatkan respon dari berbagai pihak, para santri, dan ulama, langsung mencabut kembali serta minta maaf. Hal ini memperlihatkan politisi yang tidak memiliki kompetensi, kapasitas serta tidak memiliki cukup argumentasi dan bahan untuk memahami konsep Bank Syari’ah dan Bank Konvensional yang berlaku di Aceh.

Baca Juga:  KKP Perkuat Kinerja Pengawasan SDKP untuk Sukseskan Program Prioritas

Sehingga “test water” yang dilakukan sebagai upaya mencoba memahami dinamika politik di Aceh terasa berat serta tidak memiliki kemampuan yang handal, dan terkesan cengeng.

“Jika memang mampu, kompeten dan merasa sangat paham tentang dunia perbankan dan moneter dapat saja berargumentasi serta adu kapasitas serta data yang rasional terhadap pernyataan yang sudah disampaikan tersebut,” ungkap Taufik.

Demikian juga lanjut Taufik,  jika ingin mendulang simpati dan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 belum tentu diperoleh, konon pula pada Pemilu yang lalu (2017 dan 2018) anjlok, karean berbagai peristiwa dan momen politik yang salah sasaran, meskipun mengeluarkan berbagai cara dan dana, sudah terlanjur tidak mendapat simpati dari rakyat Aceh.

Baca Juga:  KMP Aceh Hebat 3 Tiba di Ulee Lheue, Banda Aceh

Konon, saat ini partai tersebut memiliki “track record” saat ini bercokol para politisi “kutu loncat” yang sudah sangat dikenal dan diketahui rekam jejak digital dan perilakunya oleh rakyat Aceh.

Dengan demikian, jika tidak siap secara mental, kompetensi serta kapasitas yang pro-rakyat serta mendahulukan kepentingan rakyat, maka politisi cengeng akan ditingggalkan oleh rakyat Aceh, meskipun saat ini mengususng tokoh ataupun calon “anti tesis status quo” kekuasaan, ini belum tentu meskipun dinamika serta perilaku politik rakyat Aceh yang suka terhadap perlawanan politik atau tidak bersimpati kepada kekuasaan absolute dan autoritarian, namun pilihan rasional serta hal lainnya akan ikut menentukan ditengah kehidupan rakyat Aceh yang susah dan tanpa kepastian, pada saat Pemilu sulit diprediksi.

Baca Juga:  Dewan Dakwah Aceh Serahkan Sapi Qurban untuk Masyarakat Rumpet

Jika tidak siap dengan berbagai reaksi termasuk yang tidak sepakat, maka sejak awal berfikir lebih dahulu dan bertanya kepada yang paham tentang kondisi dan dinamika politik di Aceh sebelum membuat pernyataan ataupun statemen yang bakal menimbulkan reaksi balik. demikian keterangannya. ****


 

Bagikan:

Tinggalkan Komentar