Banda Aceh – Kondisi ekonomi berubah drastis akibat pandemi Covid-19, imbasnya begitu terasa pada pengusaha. Perubahan ini juga dialami oleh para pebisnis kafe yang ada di Banda Aceh, pada Rabu (24/03/2021).
Kafe yang selama ini menjadi tempat nongkrong, berkumpul, bahkan bekerja menjadi sepi, karena adanya peraturan protokol kesehatan. Berbagai strategi pun dilakukan oleh pebisnis kafe, untuk tetap bertahan di tengah gelombang pandemi Covid-19 ini.
Ditemui Kontributor Media News Analisa, Manajer Cafe Black Ross Helmi Saputra menyampaikan dampak pandemi tidak begitu terasa drastis, karena Cafe Black Ross baru dibuka pertama sekali pada bulan Agustus 2020.
“Sebelumnya kita sudah mulai bangun dan siap untuk membuka kafe. Ketika semuanya sudah siap, kafe tetap dibuka saat pandemi.
Ada sedikit terkendala pada waktu baru terjadinya pandemi, pada saat itu masih terlalu ketat himbauan dari pemerintah, dengan berjalannya waktu ada sedikit kelonggaran. Tapi bagaimanapun kita tetap selalu mengikuti prokes, ” jelasnya.
“Sekarang ini sudah mulai stabil. Dari segi omsetnya untuk kafe kita ini, tidak bisa dibedakan sebelum dan sesudah pandemi, karena kita buka pertama dalam kondisi pandemi, ” tutur pria asal Aceh Jaya ini, saat ditemui media ini di Kampung Baru Banda Aceh.
Dilanjutkannya, kafe milik Rosnidar dan Suheri Nasir ini menyasar segmen pasar untuk semua kalangan. Pada pagi hingga siang hari, lebih banyak pengunjung pekerja kantor karena disediakan menu sarapan pagi dan menu makan siang, sedangkan sore hari umumnya kalangan keluarga, dan kaum milenial berkunjung pada malam hari, tambahnya.
“Disini menu yang ditawarkan banyak variasinya, baik makanan maupun minuman dengan harga terjangkau untuk semua kalangan. Sebenarnya di kafe ini tidak ada yang khas makanan dan minumannya. Di sini makanan dan minuman kita sediakan lengkap, dan selalu ready dan tidak menunggu lama penyajiannya, ” papar Helmi.
Dilanjutkannya lagi, saat ini kafe memperkerjakan 25 orang dengan sistem shift. Menurutnya, keunggulan yang ditawarkan Cafe Black Ross tidak hanya suasana dan tampilannya, tapi juga pelayanan, harga dan kenyamanan.
“Kita berusaha agar pelanggan tidak bosan datang ke kafe ini. Karena itu, kita buat makanan dan minuman dengan banyak variasi dengan tetap menjaga rasa. Sehingga pelanggan ingat, dan selalu ingin datang ke kafe ini, ” sebut pria berusia 33 tahun ini.
“Harapan kita ini bisa terus bertahan. Pelanggan yang datang bisa menikmati makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Kita mengharapkan pandemi ini bisa berakhir, sehingga ekonomi masyarakat akan pulih kembali, ” demikian pungkasnya (Wir/Red).