Diduga Ada Yang Tak Beres, BPI KPNPA RI Aceh Desak Audit Keuangan PDAM Langsa

Diduga Ada Yang Tak Beres, BPI KPNPA RI Aceh Desak Audit Keuangan PDAM Langsa
Ketua DPW Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA RI) Aceh, ChaidirHasballah, SE,  
Penulis
|
Editor

Kota Langsa, News Analisa – Buntut berlarut-larutnya krisis suplai air bersih PDAM Langsa ke sejumlah Gampong, telah mengundang kecurigaan banyak pihak, terutama menyangkut penggunaan anggaran pada Badan Usaha Milik Daerah tersebut.

Selain itu, ada dugaan miring lain yang marak muncul ke publik, yakni terkait manajemen PDAM Langsa telah disusupi “Bandit Kecil” yang kerap membawa nama aparat penegak hukum untuk memuluskan aksi negatifnya.

Ketua Badan Peneliti Independen Kekayaan Penyelenggara Negara dan Pengawas Anggaran Republik Indonesia (BPI KPNPA RI) Provinsi Aceh, Chaidir Hasballah, Kamis (10/11/2022) mengungkapkan, pihaknya telah lama mencium aroma tak sedap di tubuh PDAM Langsa. Hal ini terlihat dari lemahnya kinerja manajemen Perusahaan itu hingga menyebabkan macetnya suplai air bersih kepada masyarakat, yang terjadi secara rutin dalam jangka waktu yang tergolong lama.

“Kita berharap Pj Walikota Langsa dan kalangan Dewan untuk segera turun tangan mengevaluasi kinerja manajemen PDAM Langsa. Apalagi keberadaan Perusahaan ini menyangkut hajat hidup orang banyak, jadi jangan main-main. Kalau ada “bandit kecil” di dalam manajemen PDAM, harus secepatnya di berantas sebelum menjelma menjadi bandit besar”, ujarnya.

Selain itu, Chaidir Hasballah juga meminta pihak berwenang untuk melakukan Audit secara menyeluruh terhadap penggunaan keuangan PDAM Langsa. Jika di temukan ada penyimpangan keuangan, maka harus segera dilanjutkan ke proses hukum.

Baca Juga:  Ribuan Petugas Publik dan Lansia Divaksinasi Covid-19 di Aceh

“Intinya kita harus sama-sama membenahi PDAM Langsa agar masyarakat tidak kesulitan air bersih. Kalau para bandit masih tega bermain di situ, mari sama-sama kita sikat. Jangan sampai rakyat menjerit karena kinerja mereka yang gak benar”, demikian Chaidir Hasballah.

Sebelumnya diberitakan, kinerja manajemen PDAM Tirta Keumuning Langsa dalam memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat dikabarkan makin memprihatinkan. Suplai air bersih untuk rakyat di beberapa Gampong, terutama dalam sepekan terakhir sering kali “padam”.

Di Kompleks Avina Menteng Indah Gampong Matang Seulimeng Kecamatan Langsa Barat, warga mengaku sudah seminggu tidak mendapatkan distribusi air bersih hingga harus membeli air lengkong seharga Rp 250 ribu untuk satu tangki.

Menurut warga di kompleks tersebut, distribusi air PDAM ke rumah mereka bukan hanya sekali saja padam tapi sudah berulangkali. Warga juga sudah sering menyampaikan keluhan krisis air bersih ini kepada pihak manajemen PDAM Langsa, tapi tidak ada tanda-tanda penyelesaian atau tindaklanjut.

“Kami minta Pj Walikota Langsa untuk bertindak tegas menyangkut masalah yang ada di PDAM ini agar tidak berlarut-larut. Kami sebagai rakyat tidak butuh bahasa diplomatis, kami butuh tindakan nyata. Karena faktanya sampai hari ini air PDAM saja belum mengalir ke rumah kami” ujar warga.

Sementara itu, fenomena macetnya suplai air bersih dari PDAM Langsa ini juga banyak di keluhkan oleh warga dari Gampong lainnya dalam wilayah Kota Langsa.

Baca Juga:  Aceh Tamiang Dapat Alokasi Vaksin PMK 300 Dosis, Diberikan Bagi Ternak yang Sehat

Masyarakat berharap, pemerintah Kota Langsa untuk benar-benar memperbaiki manajemen PDAM Langsa, sehingga rakyat tidak di rugikan.

“Berapa banyak uang milik rakyat mengalir ke PDAM Langsa dalam bentuk penyertaan modal atau entah apa lagi nama lainnya. Tapi distribusi air bersih untuk rakyat, selalu saja mengecewakan. Kalau gak sanggup lagi, lebih baik swastakan aja PDAM Langsa biar gak rugi alokasi uang rakyat. Ini yang nampak sejahtera kami liat cuma petinggi-petinggi PDAM nya saja”, kata warga dengan nada kesal.

Menanggapi keluhan warga, Direktur PDAM Tirta Keumuning Langsa, Azzahir SE, yang dikonfirmasi Wartawan mengatakan, persoalan air suplai air terhambat hari ini bukan karena manajemen PDAM, akan tetapi karena teknis di lapangan. Di mana penampungan di Water Treatmen Plan (WTP), Resevoir, Paraset, Intake dan waduk, terdampak banjir yang terjadi kemarin akibat meluapnya Krueng Langsa.

Jadi hari ini, petugas teknis di lapangan sedang melakukan upaya pembersihan lumpur yang menumpuk di Water Tredmen Plan (WTP), Resevoir, Paraset, Intake dan waduk tersebut.

“Untuk itu, pihak manajemen PDAM Langsa memohon maaf kepada seluruh pelanggan atas ketidaknyamanan karena pendistribusian air ke pelanggan sedikit terhambat. Insya allah, dalam beberapa hari ke depan suplai air perlahan sudah mulai normal kembali”, ujar Azzahir.

Baca Juga:  Trans Meudiwana Lahirkan Legacy untuk Menunjang Kemajuan Pariwisata Aceh

Sementara, pengamat Sumber Daya Air dan Hidrolika Langsa yang enggan disebutkan namanya mengatakan, alasan yang diungkapkan oleh Direktur PDAM Langsa menyangkut macetnya suplay air adalah alasan klasik dari seorang yang tidak memahami teknis yang sebenarnya.
Atau, alasan mengada-ada itu sengaja di ungkapkan ke publik untuk menutupi kinerjanya yang sangat buruk.

“Bagi kami orang teknis, alasan Direktur PDAM Langsa ini menunjukkan kurangnya nalar yang bersangkutan. Seharusnya orang yang disiplin ilmunya di bidang ekonomi jangan bicara teknis. Nanti kami bisa ketawa”, ujarnya sambil tersenyum.

Dikatakan, seharusnya shut down atau secara sistem dapat di lakukakan secara bergantian. Artinya reservoir itu tidak satu unit dan pastinya ada beberapa unit. Pembersihan sedemen dapat dilakukan secara berganti di setiap reservoir, sehingga suplai air bersih bisa di gilir dan masyarakat tidak sampai menunggu satu minggu mati air PDAM, yang telah terjadi berulang-ulang.

“Jadi, saya sarankan kepada Pj Walikota Langsa untuk mengkaji ulang alasan teknis yang diungkapkan Direktur PDAM Langsa terkait macetnya suplai air ke masyarakat, yang menurut penilaian kami adalah alasan yang mengada-ada. Atau sebaiknya segera dilakukan audit menyeluruh pada instansi tersebut untuk mengetahui dimana letak “kebocoran” atau masalah yang sebenarnya” demikian ungkap Pengamat.***

Bagikan:

Tinggalkan Komentar