Taliban Kuasai Afghanistan, Trump Mengoceh Nyinyir ke Biden

Taliban Kuasai Afghanistan, Trump Mengoceh Nyinyir ke Biden
Donald Trump menilai Joe Biden gagal dalam menangani persoalan Afghanistan. (AP/Julio Cortez)   
Penulis
|
Editor

Internasional, News Analisa – Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengoceh soal kebijakan penerusnya, Joe Biden, terkait penarikan pasukan Negeri Paman Sam dari Afghanistan yang memicu kebangkitan Taliban.

Dalam kampanye yang dipenuhi para pendukungnya di Cullman, Alabama, Trump menganggap kejatuhan Afghanistan ke tangan Taliban terjadi akibat Biden gagal menjalankan proses penarikan pasukan AS dari Afghanistan secara mulus.

“Kebijakan penarikan pasukan AS dari Afghanistan oleh (pemerintahan) Biden adalah gambaran ketidakmampuan kotor yang paling kentara dari seorang pemimpin negara, mungkin sepanjang masa,” kata Trump pada Sabtu (21/8) yang disambut riuh para pendukung.

Trump telah berulang kali menyalahkan Biden atas kejatuhan Afghanistan ke tangan Taliban baru-baru ini. Padahal, rencana penarikan pasukan AS dari Afghanistan, yang menjadi pemicu kebangkitan Taliban, digagas Trump sendiri ketika ia masih menjabat di Gedung Putih.

Baca Juga:  PT SBA Wajib Mempekerjakan Kembali 52 Tenaga Kerja yang Telah Dipecat

Dalam kampanye pemilihan presiden AS 2024 itu, Trump menyalahkan Biden yang dianggapnya tidak mengikuti rencana yang ia buat saat mengeksekusi penarikan pasukan dari Afghanistan.

Trump juga mengeluhkan bahwa banyak alat utama sistem pertahanan (alutsista) AS mulai dari senapan hingga drone tertinggal di Afghanistan.

“Ini bukan penarikan pasukan. Ini penyerahan total,” kata Trump.

Trump mengklaim bahwa ia pernah bertemu dan bernegosiasi dengan beberapa anggota Taliban. Ia juga mengklaim Taliban menghormatinya.

“Kita (pasukan AS) bisa saja keluar dengan terhormat. Tapi sebaliknya, kita keluar dengan kebalikan dari cara terhormat,” papar Trump.

Baca Juga:  Sumur Minyak Ranto Peureulak, Aceh Timur Terbakar

Taliban berhasil menguasai sejumlah ibu kota provinsi di Afghanistan, termasuk Ibu Kota Kabul dan Istana Kepresidenan pada Minggu (15/8).

Hingga kini, ribuan orang di Afghanistan, termasuk warga asing, berupaya kabur ke luar negara itu demi mencari perlindungan di tengah situasi yang tidak menentu di tangan Taliban.

Saat ini, para petinggi Taliban pun tengah berada di Kabul untuk membentuk pemerintahan baru Afghanistan.

Dikutip Reuters, sumber pejabat Taliban mengatakan bahwa kelompok itu tidak akan membentuk pemerintahan Afghanistan yang demokratis sesuai definisi negara Barat. Meski begitu, kelompok itu berjanji akan menerapkan pemerintahan yang lebih terbuka dan akan melindungi hak semua orang, termasuk kaum perempuan.

Baca Juga:  Bibit Siklon Tropis 94B Terpantau di Samudera Hindia, Warga Aceh Diimbau Waspada Cuaca Buruk

Sejauh ini, Biden berkeras tak menyesal dengan kebijakannya menarik pasukan AS dari Afghanistan. Ia malah mengkritik militer Afghanistan yang dinilainya menolak untuk berperang mempertahankan negara.

Biden bahkan mencela pemerintah Afghanistan di bawah pimpinan Presiden Ashraf Ghani yang telah digulingkan Taliban. Sebagian pejabat Afghanistan, termasuk Ghani, telah pergi keluar negeri tak lama setelah Taliban menguasai Ibu Kota Kabul.

Selain itu, Biden juga menegaskan bahwa dia hanya mewarisi perjanjian penarikan pasukan AS dari Afghanistan yang disepakati pemerintahan Trump.(*)

Sumber: CNN Indonesia


 

Bagikan:

Tinggalkan Komentar