Internasional, News Analisa – Sekjen PBB, Antonio Guterres menyampaikan pada Senin, dia sangat khawatir terkait meningkatnya ketegangan di Ukraina dan meningkatnya spekulasi soal konflik militer. Guterres juga mendesak para pemimpin dunia meningkatkan upaya diplomasi untuk menenangkan situasi.
“Kami hanya tidak bisa terima kemungkinan konfrontasi yang membawa malapetaka seperti itu,” jelasnya kepada wartawan setelah makan siang dengan para duta besar Dewan Keamanan PBB, dikutip dari Reuters, Selasa (15/2).
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy menyampaikan pada Senin, dia mendengar adanya informasi bahwa Rusia akan menyerang pada Rabu (16/2).
Rusia disebut siap melakukan pembicaraan dengan Barat untuk mengatasi krisis ini, sementara AS mengatakan Moskow terus menambah kemampuan militernya.
“Saatnya sekarang untuk meredakan ketegangan dan deeskalasi tindakan di lapangan. Tidak ada tempat bagi retorika yang membakar. Pernyataan publik harus bertujuan untuk mengurangi ketegangan, bukan mengobarkannya,” jelas Guterres.
Sebelumnya pada Senin, Guterres juga berbicara secara terpisah dengan menteri luar negeri Rusia dan Ukraina dan menyampaikan kepada wartawan dia akan tetap memantau krisis tersebut sepenuhnya.
Guterres menekankan, Piagam PBB mewajibkan semua negara anggota untuk “menahan diri dalam hubungan internasional mereka dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara mana pun.”
“Mengabaikan diplomasi demi konfrontasi bukanlah sebuah langkah melewati batas, itu (langkah seperti) terjun menyelam dari atas tebing,” ujarnya.
“Singkatnya, permintaan saya adalah begini: Jangan gagalkan tujuan perdamaian.”
PBB tidak ada rencana untuk mengevakuasi atau memindahkan stafnya yang berjumlah lebih dari 1.600 dari Ukraina – yang mana 220 adalah staf asing dan lebih dari 1.400 adalah orang Ukraina, seperti disampaikan juru bicara PBB, Stephane Dujarric pada Senin.(*)
Sumber: merdeka.com