Banda Aceh, News Analisa – Pj Bupati Pidie Ir Wahyudi Adisiswanto, M.Si meninjau ladang garam petani di Gampong Cebreik, Kecamatan Simpang Tiga. Sekaligus, mengagumi puluhan pengrajin garam di desa tersebut, Rabu (5/10/2022).
Kehadiran rombongan Pj Bupati Wahyudi sangat mengejutkan warga Gampong Cebreik dan Gampong Peukan Sout, karena sejak republik ini Merdeka Tahun 1945, tidak ada seorangpun Bupati Pidie, meninjau penggaraman rakyat di Kabupaten Pidie.
Praktis kehadiran Bupati Pidie, Wahyudi membuat petani pengrajin garam di dua desa tersebut sangat terkejut dan mereka pun menyambut kehadiran pimpinan daerahnya dengan rasa bangga dan terharu.
Terlihat rombongan Bupati Pidie, juga hadir Kadis Perikanan/Kelautan Pidie, dijamu disebuah tempat istirahat para pengrajin garam atau sebuah rumah beratap daun Rumbia tanpa dinding, hanya berlantai tanah asin.
Pj Bupati Wahyudi Adisiswanto sempat berdialog dengan pengrajin garam Gampong Cebreik, baik penghasilan pengrajin garam maupun teknik membuat garam secara tradisional.
Dari penuturan petani atau pengrajin garam, PJ Bupati Wahyudi Adisiswanto mendapat masukan bahwa cara membuat garam hanya ada dua sistim, yakni garam jemur dan garam dimasak air asin hingga mengeras.
“Garam Jemur, yaitu lahan digarap kemudian hasil garapan dituang kedalam plastik hitam tebal yang telah dibuat bentuk empat persegi ukuran besar, selanjut dituang air kuloh lama kelamaan air asin tersebut mengeras disiram terik matahari setiap harinya,” sebut Hasballah, M Basyah, dan Hasyim, petani garam.
Sedangkan untuk garam masak, sebut para pengrajin garam Gampong Cebreik di butuhkan kayu kering cukup banyak untuk memarut (memasak) air asin agar jadi garam putih mulus bersih dan sehat.
Menurut penuturan pengrajin garam, apabila musim penghujan kehidupan petani garam semakin sulit masalah keuangan rumah tangga karena tidak bisa menjemur air asin untuk dijadikan garam juga memasak karena kayu bakar mahal dan sulit diperoleh.
Pengamatan media ini, harga garam masak ditampung agen garam Rp5.500 per kilogram, atau di pasaran bebas Rp8.500 per kilogram sedangkan garam jemur, Rp4.500 per kilogram, atau di pasaran bebas Rp6.000 per kilogram.
Sementara daerah penghasil garam di Kabupaten Pidie, terbesar adalah Kecamatan Simpang Tiga, Kecamatan Kembang Tanjong, Kecamatan Batee, Kecamatan Kota Sigl i, dan Kecamatan Muara Tiga.***