Minus Terobosan, Dinas Pendidikan Aceh Belanjakan Mobil Dinas Berdalih Perbaikan Mutu Pendidikan Aceh ?

Minus Terobosan, Dinas Pendidikan Aceh Belanjakan Mobil Dinas Berdalih Perbaikan Mutu Pendidikan Aceh ?
Samsul Bahri, Ketua Lemkaspa (Ist)  
Penulis
|
Editor

Banda Aceh, News Analisa – Kisrus pengadaaan sejumlah Mobil oleh Dinas Pendidikan Aceh yang mencapai angka belasan miliar rupiah hingga saat ini menjadi sorotan banyak pihak. Bagaimana tidak, pengadaan mobil oleh pihak Disdik Aceh tersebut dengan asumsi untuk menunjang kegiatan operasional kawasan pelosok Aceh. Kamis (17/02/2022).

Menanggapai pernyataan Humas Dinas Pendidikan Aceh disalah satu media online, Barrul Walidin SE, menyatakan bahwa usulan pengadaan sejumlah mobil tersebut merupakan usulan oleh pihak kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh ditingkat kabupaten/kota, untuk kegiatan operasional lapangan.

Selain itu kata Barrul Humas Disdik Aceh, mobil-mobil lama milik Dinas tersebut sudah tidak layak untuk menjangkau daerah-daerah pelosok. Sehingga diperlukan mobil baru untuk dapat mejangkau kawasan pelosok.

Menurut Samsul Bahri, Ketua Lemkaspa, Apa yang dijelaskan oleh Barrul Walidin SE, Humas Dinas Pendidikan Aceh tersebut sama sekali tidak mendasar, dan tidak memiliki relevansi dengan mutu Pendidikan di Aceh.

Baca Juga:  Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Ibu Dyah Erti Idawati Santuni Anak Yatim Piatu

Menjawab mutu pendidikan dengan dalih pengadaan mobil baru itu suatu kekonyolan dan terlihat kadis pendidikan Aceh tidak memiliki program keunggulan dalam mendongkrak mutu pendidikan. Di ingatkan Samsul, Ada hal yang lebih penting dipenuhi, ketimbang pengadaan mobil untuk kepala cabang Dinas Pendidikan Aceh di pelosok.

“Seharusnya mereka peka dengan kondisi kesejahteraan tenaga pendidik hari ini, dengan pendapatan yang serba keterbatasan terus menjalankan tugas mendidikan anak Aceh tanpa sentuhan pemerintah,” tegas Samsul.

Bahkan kata Samsul, ada guru di banyak sekolah di kabupaten yang masih dibayar hanya dengan gaji Rp 15.000 perjam. Belum lagi kita berbicara pada ASN yang gajinya sudah dipotong dengan iuran kredit pada perbankan, sehingga harus mencari pendapatan lain di luar sekolah untuk kebutuhan keluarga sehingga tidak focus lagi menjalankan tugas meningkatkan mutu Pendidikan “Oleh karenanya, 10 tahun lebih mutu pendidikan Aceh hingga saat ini masih rendah secara nasional dan belum berhasil ditingkatkan,” padahal anggaran yang dikelola dinas teriliyunan rupiah setiap tahun.

Baca Juga:  Gubernur Aceh Bahas Percepatan Pembangunan Infrastruktur Bersama Sejumlah Menteri

“Faktor kesejahteraan guru memiliki korelasi pada rendahnya spirit guru dalam menjalankan tugasnya mengajar sehingga mempengaruhi mutu pendidikan Aceh,” ungkapnya.

Harusnya anggaran pembelian mobil dinas pejabat disdik harus dialihkan ke aspek-aspek lain yang lebih prioritas termasuk mengadakan kursus atau bimbel intensif bagi siswa di Aceh agar mendongkrak kualitas kelulusan saat mengikutii Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Termasuk menggandeng Lembaga kursus menjalin kemitraan dengan dinas pendidikan Aceh supaya siswa Aceh lulus melanjutkan ke perguruan tinggi dan jurusan faforit bersaing dengan siswa-siswi dari provinsi lainnya.

Selain dari pada itu, tambahnya. Hasil Uji Kompentensi Guru (UKG) di Aceh melebihi 60% guru yang belum berkompeten pada bidangnya. Permasalahan ini hendaknya bisa segera diselesaikan oleh dinas Pendidikan Aceh yang bertanggung jawab penuh dalam meningkat kualita SDM generasi Aceh kedepan, mengingat betapa pentingnya peran guru dalam mendongkrak mutu pendidikan dan kelulusan siswa di Aceh.

Baca Juga:  Polres Bener Meriah Terima Penitipan Kendaraan selama Libur Lebaran, Gratis!

“Jadi sangat wajar jika hari ini Pendidikan Aceh anjlok, karena minus terobosan dan terjadi distorsi perencanaan pendidikan di Aceh yang cenderung kearah pembangunan fisik saja, tapi meninggalkan pembangunan mutu pendidikan. Akibatnya, fasilitas sekolah di Aceh cukup memadai, tapi mutu pendidiknya masih jauh dari harapan.” tegas Samsul.

Untuk itu, Samsul menilai statement Barrul Walidin terkesan terlalu tergopoh-gopoh dan membuktikan Dinas Pendidikan Aceh belum ada terobosan konkrit menjawab problem kemerosotan mutu pendidikan di Aceh yang hampir setiap tahunnya menjadi tertawaan publik.

“Kita meminta Tim Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) untuk mengkaji ulang anggaran pengadaan mobil hingga belasan miliar rupiah untuk pejabat pada dinas Pendidikan Aceh. DPRA harus berperan sebagai control pemerintah pemerintah, jangan hanya diam melihat kadisdik Aceh meng hambur-hamburkan APBA”. Demikian tutup Samsul.(*)


 

Bagikan:

Tinggalkan Komentar