Mantan Wapres Yusuf Kala Prediksi Kasus Covid-19 di RI Tembus 2 Juta di Bulan April

Mantan Wapres Yusuf Kala  Prediksi Kasus Covid-19 di RI Tembus 2 Juta di Bulan April
Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla, memperlihatkan piagang penghargaan donasi 9 ribu masker N95 dari Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia untuk membantu dalam menangani pandemi virus corona baru (Covid-19), 14 Mei 2020. (MMKSI)  
Penulis
|
Editor

Jakarta, News Analisa – Ketua Umum Palang Merah Indonesia(PMI) yang juga Wakil Presiden Jusuf Kalla memperkirakan jumlah kasus Covid-19 akan mencapai 2 juta pada April 2021. Hal itu, kata dia, terjadi jika penambahan kasus positif per hari konsisten di atas 12 ribu.

“Kalau ini berjalan terus tanpa upaya keras, termasuk vaksinasi yang sangat penting. Maka pada Akhir april akan positif jadi 2 juta,” kata Jusuf Kalla peluncuran program Plasma BUMN secara virtual, Senin, 8 Januari 2021. Kalau sudah tercapai 2 juta kasus, maka masalahnya berikutnya yaitu rumah sakit yang tak mampu lagi menampung pasien.

Di Lansir dari Media Tempo.co, Jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air masih terus bertambah. Berdasarkan data pemerintah hingga Ahad pukul 12.00 WIB, terdapat penambahan 10.827 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga:  Kasus Baru Covid-19 di Aceh Tambah 48 Orang

Sehingga, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 1.157.837 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama terinfeksi virus corona pada 2 Maret 2020.

Sementara itu, per hari ini pasien sembuh bertambah 10.806 orang. Sehingga, total pasien sembuh berjumlah 949.990 orang. Sedangkan pasien meninggal bertambah 163 orang. Dengan demikian, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 31.558 orang.

Kendati pemerintah sudah menjalankan program vaksinasi, menurut Kalla, masyarakat tetap harus disiplin menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, diperlukan lebih banyak donor plasma untuk menyelamatkan sesama dari pandemi Covid-19.

Terapi plasma itu, kata dia, bukan hal baru, namun sudah dijalankan sejak 100 tahun lalu. Penelitian di Malang dan Surabaya, kata dia, plasma yang diberikan kepada pasien yang tertular, 90 persen berhasil.

Baca Juga:  Pemerintah Aceh Akan Gebrak Masker ke Seluruh Daerah

“Ini sangat penting dan sebagaimana juga sehebat-hebatnya ahli atau scientist, tidak bisa menciptakan darah sekaligus plasma. Karena itu plasma harus dari orang ke orang,” ujar pria yang akrab disapa JK ini.

Lebih jauh JK menghargai upaya BUMN untuk melakukan donor plasma di 34 provinsi. PMI sebagai pelaksana memiliki punya 225 unit donor darah di Indonesia, dan 34 di antaranya memiliki peralatan untuk dapat melaksanakan donor plasma dari para penyitas.

Kendati begitu, kata dia, terapi tersebut tidak mudah. Karena dari 100 orang yang ingin donor plasma, rata-rata yang dapat diterima hanya 10 sampai 20 persen. Saat ini PMI sudah memberikan 14.500 kantong darah kepada yang membutuhkan sejak Mei. Namun jumlah itu masih jauh dari cukup.

Baca Juga:  Dyah Erti Idawati BKMT Harus Berperan Aktif Dalam Pencegahan Covid-19

Menurut Kalla, memang diperlukan vaksinasi yang masif untuk korban Covid-19. Dia juga berharap donor plasma ini dapat mengurangi jumlah orang yang meninggal dan mengurangi obat penderita Covid-19.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan program ini merupakan konsistensi dari Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN dalam melawan Covid-19. “Potensi dan sumber daya BUMN sangat besar. Tersebar merata di seluruh provinsi di Indonesia dan harus menjadi garda terdepan dalam tiap kesempatan,” ucapnya.

Erick Thohir menjelaskan program kerja sama BUMN dengan PMI ini secara keseluruhan bertujuan untuk menekan jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air. Selain itu, kerja sama ini untuk mendorong karyawan dan keluarga BUMN yang sudah pernah terinfeksi untuk menyelamatkan pasien Covid-19.(*)


Bagikan:

Tinggalkan Komentar

Live Streming