Macron Buka Suara Soal Perlunya Bicara dengan Taliban

Macron Buka Suara Soal Perlunya Bicara dengan Taliban
Emmanuel Macron (Doc: AP Photo/Thibault Camus)  
Penulis
|
Editor

Internasional, News Analisa – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menegaskan bahwa pembicaraan yang sedang dilakukan Prancis dengan Taliban soal proses evakuasi dari Afghanistan tidak mengindikasikan pengakuan untuk kelompok garis keras itu.

Macron menyatakan bahwa pembicaraan perlu dilakukan demi memenuhi persyaratan soal hak-hak dan menolak teror. Demikian seperti dilansir AFP, Senin (30/8/2021).

Prancis dan sejumlah negara Barat lainnya mengungkapkan dalam beberapa hari terakhir bahwa mereka sedang berbicara dengan Taliban yang kini berkuasa di Afghanistan. Pembicaraan itu fokus pada upaya evakuasi warga negara asing dan warga Afghanistan yang terancam bahaya setelah tentara asing ditarik pulang.

Baca Juga:  Taliban Minta Maskapai Internasional Segera Lanjutkan Penerbangan ke Kabul, Afghanistan

“Kita memiliki operasi yang dilakukan di Afghanistan  misi evakuasi. Taliban yang memegang kendali… kita harus melakukan pembicaraan ini dari sudut pandang praktis. Ini tidak berarti akan ada pengakuan,” tegas Macron kepada televisi TF1 di sela-sela kunjungan ke Irak.

“Kita telah menetapkan persyaratan,” sebutnya.

Macron kemudian menjabarkan tiga poin utama yang menjadi persyaratan tersebut. Poin pertama dan kedua adalah Taliban harus menghormati hukum kemanusiaan dengan mengizinkan orang-orang yang memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka untuk bisa meninggalkan Afghanistan dan juga mengambil ‘posisi yang sangat jelas’ melawan semua gerakan teror.

Baca Juga:  Taliban Minta Gadis dan Janda untuk Dinikahkan Lalu Jadi Budak

“Jika mereka membuat perjanjian dengan pergerakan teroris yang ada di Afghanistan dan wilayah itu, maka jelas itu tidak bisa diterima bagi kita semua,” tegas Macron.

Poin ketiga adalah hak asasi manusia (HAM) dan ‘secara khusus menghormati martabat wanita Afghanistan’.

Para analis menyatakan bahwa pernyataan kritis dalam beberapa bulan ke depan saat fase evakuasi berakhir adalah hubungan semacam apa yang akan terjalin antara negara-negara Barat dengan Taliban, dan apakah ada negara yang mempertimbangkan hubungan diplomatik dan berbagi intelijen dengan Taliban.

Baca Juga:  Waled Nu dan Teungku Faisal Ali Kembali Pimpin PWNU Aceh Periode 2020-2025

Prancis telah mengevakuasi sekitar 3.000 orang dari Afghanistan sebelum menuntaskan operasinya pada akhir pekan. Namun Macron mengatakan masih ada ratusan atau ribuan orang yang perlu dievakuasi oleh Prancis.

Diucapkan Macron bahwa dirinya tidak bisa menjanjikan pembicaraan dengan Taliban berujung lebih banyak orang dievakuasi. “Tujuannya adalah mendapatkan evakuasi kemanusiaan untuk seluruh wanita dan pria yang berisiko… Apakah kita bisa mencapainya? Saya tidak bisa menjamin itu,” ujarnya.

Bagikan:

Tinggalkan Komentar

Live Streming