Kerjasama dengan Swasta, KKP Siap Produksi Induk Udang Unggul di Dalam Negeri

Kerjasama dengan Swasta, KKP Siap Produksi Induk Udang Unggul di Dalam Negeri
Gambar Ilutrasi Induk udang  
Penulis
|
Editor

Jakarta, News Analisa – Udang vaname merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia. Bahkan hingga saat ini udang vaname masih menjadi primadona ekspor produk perikanan, hal ini tidak lain karena permintaan yang tinggi di pasar internasional. Untuk itu pada tahun 2024, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Indonesia mampu memproduksi udang sebesar 2 juta ton, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Untuk merealisasikannya, melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), salah satu langkah yang akan ditempuh adalah memproduksi induk udang vaname yang berkualitas.

“Untuk dapat memproduksi udang 2 juta ton tentu perlu adanya jaminan ketersediaan induk udang unggul dan benih bermutu di seluruh sentra produksi budidaya udang. Karena dengan induk yang berkualitas, akan menghasilkan benih yang berkualitas pula. Dengan benih yang berkualitas maka hasil produksi bisa lebih maksimal,” ungkap Tebe, sapaan akrab Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, KKP, Tb Haeru Rahayu dalam keterangannya di Jakarta (24/12/2021).

Pasalnya, menurut Tebe, salah satu faktor penting dalam mengembangkan usaha budidaya udang adalah penyediaan induk unggul dan benih bermutu. Jika terjadi penurunan kualitas induk dan benih, maka seluruh produksi akan mengalami penurunan kualitas.

Selain itu, dengan benih yang unggul itu diharapkan mampu tahan terhadap serangan virus sehingga target yang sudah kita tetapkan dapat tercapai. “Indukan yang baik harus Specific Phatogen Free (SPF), bebas inbreeding dan hasil performance test-nya baik dari sisi pertumbuhan, salinitas rendah, dan ketahanan terhadap penyakit. Dengan begitu produksi bisa maksimal,” urainya.

Baca Juga:  Ribuan Massa Anti Kudeta Myanmar Kembali Turun ke Jalan

Dan untuk mendapatkan induk udang yang berkualitas, sambung Tebe, tidak hanya dikembangkan oleh pemerintah saja. Tapi bisa juga kerja sama dengan swasta agar terhindar masalah ketersediaan induk udang ke depannya. Sehingga induk udang Indonesia bisa komparatif dengan indukan impor seperti dari Kona Bay dan High Health yang berasal dari Hawaii. “Sinergi pemerintah dan swasta penting disini agar produksi bisa berjalan dan tidak ada masalah ke depannya. Karena semua menginginkan kita bisa menjadi salah satu produsen terbesar udang vaname dan mampu menjadi yang pertama untuk penyuplai udang vaname di pasar internasional. Sehingga subsektor perikanan budidaya menjadi penyumbang devisa negara bisa terwujud,” tutur Tebe.

“Perusahaan-perusahaan swasta kita perlu didorong dalam memproduksi induk unggul di dalam negeri, sehingga kita bisa lebih banyak dan lebih cepat menghasilkan induk udang unggul. Salah satunya PT Induk unggul yang merupakan perusahaan yang memproduksi induk di dalam negeri dengan nama Global Gen,” papar Tebe.

Tebe menambahkan peranan swasta sangat diharapkan dalam upaya penyediaan induk dan benur yang berkualitas. Seperti di antaranya induk yang memiliki keunggulan tertentu seperti Fast Growth atau Induk yang Specific Pathogen Free (SPF). DJPB melalui Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem yang mampu memproduksi induk unggul udang vaname dengan kapasitas produksi sebanyak 140 ribu ekor induk dalam 1 tahun.

Baca Juga:  KKP Perkuat Pengawasan Berbasis Risiko Untuk Kawal Program Perikanan Budidaya

“Jumlah ini masih sangat jauh dari kebutuhan yang diminta, sehingga sisanya masih harus dipenuhi dengan cara mendatangkan induk dari pihak swasta, dukungan dari perusahaan swasta yang memproduksi induk unggul udang vaname terus kita dorong,” tegas Tebe.

“Melalui dukungan dan peranan swasta tentunya pemerintah dalam hal ini Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB yang bertugas memproduksi naupli udang berkualitas seperti BBPBAP Jepara, BPBAP Situbondo, BPBAP Takalar dan BPBAP Ujung Batee Aceh akan sangat terbantu dalam memenuhi permintaan naupli udang berkualitas pada panti-panti benih/ HSRT milik masyarakat di sentra-sentra produksi budidaya udang. Seperti halnya BBPBAP Jepara telah bersertifikat ISO 9001:2015 dan CPIB, dengan potensi kapasitas produksi per tahun naupli udang sekitar 1 miliar,” papar Tebe.

Data sebaran naupli udang selama tahun 2021 yakni di Jawa Tengah sendiri HSRT masyarakat yang berada di lokasi Jepara, Tegal, Rembang dan Pati. Sementara Jawa Timur tersebar ke HSRT yang berada di lokasi Tuban dan Lamongan. Dan di Jawa Barat tersebar untuk HSRT di Cirebon.

Octo Rachnalim, Komisioner PT Bibit Unggul saat ditinjau lokasinya (19/12/2021), menyampaikan pihaknya siap mendukung Indonesia dalam memproduksi udang sebesar 2 juta ton pada tahun 2024 melalui penyediaan induk udang unggul SPF. “Saya yakin UPT DJPB bisa, dengan fasilitas PCR yang dimiliki, kerja tim, manajemen pengelolaan induk udang yang baik, tentunya naupli udang berkualitas dapat diproduksi secara berkelanjutan,” kata Octo.

Baca Juga:  Pj Gubernur Aceh Tandatangani SK Penentuan Venue dan SK Panitia PB PON Aceh Sumut Wilayah Aceh

Sementara, Plt. Kepala Balai Produksi Induk Udang Unggul Dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem, I Gusti Putu Agung saat dimintai keterangan menyampaikan BPIUUK Karangasem telah melakukan kegiatan pemuliaan untuk mendapatkan galur benih dan calon induk yang cepat tumbuh dan tahan cekaman, berdasarkan seleksi individu dan seleksi famili. Kegiatan tersebut dengan menerapkan prinsip-prinsip biosecurity guna mencegah masuknya virus atau penyakit dari luar.

BPIUUK Karangasem juga dilengkapi dengan laboratorium uji yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dan telah sesuai dengan mutu pengujian ISO 17025 dan juga telah menerapkan prinsip-prinsip pembenihan ikan yang baik (CPIB), cara karantina ikan yang baik (CKIB) dan telah mendapatkan sertifikat CPIB dan CKIB dari badan karantina, sehingga produk yang dihasilkan tidak cacat dan bebas virus TSV, HSSV, IHHNV, IMNV, EMS/AHPND dan EHP.

“Dengan kondisi induk yang berkualitas dan produksi benih yang telah dicapai, BPIUUK Karangasem sangat yakin dapat menghasilkan benih berkualitas berkelanjutan didukung dengan kapasitas produksi benih kita yang mencapai 50 juta benih/tahun. Oleh karena itu kita sangat optimis dapat memproduksi benih yang akan digunakan sebagai benih berkualitas untuk mendukung agar program peningkatan produksi 2 juta ton udang di tahun 2024 tercapai,” tandas Agung.(*)


 

Bagikan:

Tinggalkan Komentar