Banda Aceh, News Analisa – Jumlah sampah yang terus meningkat tentunya akan menyebabkan bencana secara tidak langsung. Dimulai dari polusi udara, tersumbatnya saluran air dan bencana alam Ketika hujan datang terus menerus, meningkatkan intensitas air, hingga terjadinya banjir akibat ruangan air terhambat oleh sampah .
Penanganan sampah dimulai dari lokasi sampah paling banyak dihasilkan yaitu skala rumah tangga juga hasil limbah pasar yang menghasilkan sampah berupa bahan sampah organik. Penanganan sampah yang tepat dari limbah sampah dengan cara mengolah sampah menjadi Eco Enzyme.
Eco-enzyme merupakan cairan multifungsi yang dihasilkan dari proses fermentasi selama 3 bulan dengan menggunkan bahan sederhana yaitu gula merah, sampah organik berupa kulit buah dan sayuran serta air dengan perbandingan 1:3:10.
Manfaat Eco Enzyme yaitu sebagai pupuk tanaman, pengusir hama, membersihkan saluran air, detergen, cairan pencuci piring, pembersih sayur dan buah dari pestisida, membersihkan polusi udara, serta antiseptik.
Pelatihan pembuatan eco enzyme dipusatkan pada Dayah Baitul Qur’an yang berlangsung dari Juni hingga Agustus 2022. Pelaksanaan, terdiri dari 4 tahap (pembentukan kelompok , pelatihan dan kegiatan langsung, serta kegiatan langsung pemberdayaan berbasis produk Eco Enzyme).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pengabdian masyarakat Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Ketua pelaksana Dr. Zuraida Hanum, S. Pt, M. Si dalam sambutannya berharap program Eco Enzyme dengan melakukan pengolahan sampah organik diharapkan memberikan nilai tambah dan guna bagi dayah dengan 43 santri yang ada.
Eco enzyme yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk bagi tanaman, mereduksi bau kandang unggas yang diberdayakan di Dayah tersebut, juga dapat dijual kepada masyrakat sekitar sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik.
Pada kegiatan tersebut diajarkan cara membuat eco enzyme secara langsung oleh tim pelaksana pengabdian yang beranggotakan Dr. Ir. Yurliasni, M. Sc dan Dr. Ir. Sitti Wajiza, M. Si dengan dibantu 4 fasilitator eco enzyme yang merupakan mahasiswa peternakan (Revina, Alim, Rey, dan Nazri).
Pengwasan proses eco enzyme akan berlangsung selama 3 bulan ke depan dan dipantau langsung oleh para fasilitator. Sebelum pengabdian dilaksanakan tim memberikan modul tentang teknis pembuatan eco enzyme dan meminta peserta menyiapkan sampah organic.
Berdasarkan hasil kuesioner diawal dan diakhir pengabdian memperlihatkan bahwa 98 % mengatakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan peningkatan wawasan tentang eco enzyme meningkat sebanyak 35 persen dari pemahaman awal hanya 60%. .***